Kamis, 04 Juni 2020

Twenty Twenty/2020

       HoaaaaamzZ...
       Seperti terbangun dari tidur panjang yang begitu lama. Hai aku di sini lagi, setelah postingan di blog ini terhenti di tahun 2013. kini aku berada di tahun 2020. Tahun di mana adanya sebuah wabah penyakit menyerang Indonesia bahkan dunia, Corona Virus namanya. Tahun di mana banyak orang mengeluhkan soal kehidupan yang terasa semakin berat setiap harinya, tapi bukan untuk membahas itu lebih dalam lagi aku di sini bersama dengan tulisan ini.
       7 tahun berlalu, begitu banyak hal yang terjadi pada episode kehidupanku, begitu banyak cerita yang mungkin tak akan selesai dalam satu hari bercerita walau aku punya cukup banyak stok teh kotak agar tetap terhidrasi untuk terus berbicara.
       Alhamdulillaahi Rabbi al-Aalamin Ibuku masih Allah beri sehat dan ceria sampai hari ini, sebuah kenikmatan yang senantiasa aku syukuri setiap hari, dan semoga Allah beri lapang yang terbaik untuk tempat baring Ayahanda, Al-Fatihah.
       Aku sudah lulus kuliah S1 dengan predikat Amat Baik walau tidak cumlaude, dan walau.. tidak tepat waktu (5 tahun) aku berhasil menyelesaikan skripsiku dengan baik dengan topik pembahasan Ilmu Linguistik, salah satu mata kuliah terfavorit kala masuk kelas. Aku menyelesaikan drama TOAFL skor 500 dengan 9 kali tes dan 1 kali tes disposisi pada akhirnya. Selesai sudah dan kini aku membawa gelar Sarjana Humaniora di belakang namaku.
       Saat ini aku bekerja menjadi Staff Administrasi disebuah kantor dibilangan Jakarta Timur dengan project utama miliknya Pak Gubernur, membawa pengalaman bekerja sebelumnya di 2 kantor yang bergerak dibidang finansial. 
       Saat ini juga, aku sedang bersama dengan seseorang yang sebenarnya telah lama berada di satu tempat yang sama, namun baru di 2020 ini qadarullah Allah dekatkan satu sama lain. Semoga bersamanya senantiasa dikaruniai kebaikan untuk saat ini dan juga segala cita-cita yang kami harapkan.
       Apapun yang terjadi di masa lalu, selama 7 tahun ini, telah banyak membawa perubahan dalam hidupku. Dan ini akan terus berlanjut, walau dengan segala drama.

       Aku mencintai hidupku, aku bersyukur atas apapun yang aku miliki saat ini, aku merasa cukup atas segalanya, aku bahagia. Alhamdulillaah.

       "Yaa Hayyu Yaa Qayyum bi Rahmatika astaghiits, wa ashlihli sya'nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii tharfata 'ainin abadan,

      Wahai Rabb yang Maha Hidup, Wahai Rabb yang berdiri sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan RahmatMu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekalipun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dariMu selamanya."

- LH
      

Minggu, 12 Mei 2013

Kumpulan Quotes Soe Hok Gie

Berikut merupakan beberapa kumpulan quotes Soe Hok Gie, yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan kalimat dalam penulisan sebuah artikel perjuangan mahasiswa:
“Nobody can see the trouble I see, nobody knows my sorrow.”  ― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Seorang filsuf Yunani pernah berkata bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua (Catatan Seorang Demonstran, h. 96)”  ― Soe Hok Gie
“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan” ― Soe Hok Gie
“Tapi sekarang aku berpikir sampai di mana seseorang masih tetap wajar, walau ia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. seseorang mau berkorban buat sesuatu, katakanlah, ide-ide, agama, politik atau pacarnya. Tapi dapatkah ia berkorban buat tidak apa-apa (Catatan Seorang Demonstran, h. 101)”  ― Soe Hok Gie
“Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: ‘dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan’. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita”  ― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Dan seorang pahlawan adalah seorang yang mengundurkan diri untuk dilupakan seperti kita melupakan yang mati untuk revolusi  (Catatan Seorang Demonstran, h. 93)”  ― Soe Hok Gie
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”  ― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi “manusia-manusia yang biasa”. Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia. ”  ― Soe Hok Gie
“Dunia ini adalah dunia yang aneh. Dunia yang hijau tapi lucu. Dunia yang kotor tapi indah. Mungkin karena itulah saya telah jatuh cinta dengan kehidupan. Dan saya akan mengisinya, membuat mimpi-mimpi yang indah dan membius diri saya dalam segala-galanya. Semua dengan kesadaran. Setelah itu hati rasanya menjadi lega.”  ― Soe Hok Gie
“Makhluk kecil kembalilah. Dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaanmu.”  ― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Karena aku cinta pada keberanian hidup”  ― Soe Hok Gie
“Saya mimpi tentang sebuah dunia dimana ulama, buruh, dan pemuda bangkit dan berkata, “stop semua kemunafikan ! Stop semua pembunuhan atas nama apapun.. dan para politisi di PBB, sibuk mengatur pengangkatan gandum, susu, dan beras buat anak-anak yang lapar di 3 benua, dan lupa akan diplomasi. Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras apapun, dan bangsa apapun..dan melupakan perang dan kebencian, dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.”  ― Soe Hok Gie
“Aku kira dan bagiku itulah kesadaran sejarah. Sadar akan hidup dan kesia-siaan nilai.”  ― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: ‘dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan’. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita.”  ― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia.”  ― Soe Hok Gie
“Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok Inge School berkata tidak. Mereka (pemuda-pemuda Jerman ini) punya keberanian untuk berkata “tidak”. Mereka, walaupun masih muda, telah berani menentang pemimpin-pemimpin gang-gang bajingan, rezim Nazi yang semua identik. Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran.” ― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Tetapi kenang-kenangan demonstrasi akan tetap hidup. Dia adalah batu tapal daripada perjuangan mahasiswa Indonesia, batu tapal dalam revolusi Indonesia dan batu tapal dalam sejarah Indonesia. Karena yang dibelanya adalah keadilan dan kejujuran.”  ― Soe Hok Gie
“The eagle flies alone” ― Soe Hok Gie, Soe Hok-Gie…Sekali Lagi: Buku Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya
“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan” ― Soe Hok Gie

Jumat, 03 Mei 2013

CINTA by Jalaluddin Rumi


Karena Cinta duri menjadi mawar
Karena Cinta cuka menjelma anggur segar
Karena Cinta pentungan jadi mahkota penawar
Karena Cinta kemalangan menjelma keberuntungan
Karena Cinta rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar
Karena Cinta tumpukan debu kelihatan sebagai taman
Karena Cintaapi yang berkobar-kobar jadi cahaya yang menyenangkan
Karena Cinta setan berubah menjadi bidadari
Karena Cinta batu yang keras menjadi lembut bagai mentega
Karena Cinta duka menjadi riang gembira
Karena Cinta hantu berubah jadi malaikat
Karena Cinta singa tak menakutkan seperti tikus
Karena Cinta sakit jadi sehat
Karena Cinta amarah berubah menjadi keramah-tamahan